Komponen ekosistem
terdiri dari dua komponen, yaitu:
1. Komponen tak hidup disebut dengan komponen abiotic Komponen itu
antara lain: tanah, air, udara, cahaya matahari.
2. Komponen yang terdiri dari makhluk hidup disebut dengan komponen
biotik. Komponen biotik antara lain : tumbuhan, hewan, manusia dan
mikroorganime. Berdasar fungsi, komponen biotik dibedakan menjadi:
a . P r o d u s e n
Produsen
merupakan kelompok organisme yang dapat membuat makanan sendiri. Semua jenis
tumbuhan hijau termasuk produsen karena dapat menghasilkan makanan sendiri
melalui fotosintesis.
Perhatikan
proses fotosintesis di bawah ini!
CO2 + 6H2O
matahari dan klorofil C6H12O6 + 6O2
Zat
makanan akan tersimpan pada daun, batang, akar dan buah. O2 dilepas ke udara dimanfaatkan oleh organisme
lain untuk pernafasan. Organisme yang dapat membuat makanan sendiri seperti di
atas disebut organisme autotrof. Ada tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil
maka kebutuhan makanannya tergantung organisme lain karena tidak dapat
berfotosintesis, misal : tali putri.
b . K o n s u m e n
Kelompok
yang terdiri dari hewan dan manusia. Kelompok ini tidak dapat membuat makanan
sendiri, untuk itu tergantung pada organisme lain. Organisme tersebut disebut
organisme heterotrof , yang artinya organisme yang tidak dapat membuat makanan
sendiri sehingga untuk memenuhi kebutuhannya tergantung pada organisme lain.
Maka di sini terjadi peristiwa makan memakan.
Berdasarkan
tingkat memakannya, terbagi menjadi:
1)
Konsumen I atau primer: organisme yang makan produsen (tumbuhan hijau)
2)
Konsumen II atau sekunder: organisme yang makan konsumen I atau primer.
Berdasarkan
jenis makanannya, konsumen sebagai organisme heterotrof dibagi menjadi:
1)
Herbivora: hewan pemakan tumbuhan. Contoh: kerbau, kambing, belalang.
2)
Karnivora: Hewan pemakan daging. Contoh: anjing, elang, harimau
3)
Omnivora: hewan pemakan segalanya. Contoh: tikus, ayam, luwak.
c . Pengurai atau dekompuser
Merupakan
mikroorganisme yang menguraikan senyawa organic atau bahan makanan yang ada
pada sisa organisme menjadi senyawa an organik yang lebih kecil. Pengurai
biasanya dari golongan jamur dan bakteri yang tidak dapat membuat makanan
sendiri dan mereka memperoleh makanan dengan cara menguraikan organisme yang
telah mati. Hasil penguraian ini berupa zat mineral yang akan meresap ke dalam
tanah. Zat mineral tersebut akan diambil tumbuhan.
SATUAN EKOSISTEM
·
Individu adalah
makhluk hidup tunggal.
·
Populasi adalah
sekelompok makhluk hidup yang sejenis mendiami tempat tertentu.
·
Kepadatan adalah
hubungan antara jumlah individu dan ruang yang ditempati.
·
kepadatan populasi
adalah jumlah individu makhluk hidup sejenis per satuan luas tempat yang dihuni
pada waktu tertentu. Contoh : Pada tahun 2000, daerah X luasnya 2 km2 dihuni oleh 200 orang penduduk. Maka
kepadatan penduduknya adalah 200 orang per 2 km2
= 100 orang per km2.
Artinya daerah seluas 1 km2 dihuni 100 orang penduduk.
Ada
dua hal yang menyebabkan terjadinya perubahan populasi, sebagai berikut :
1. Adanya individu yang datang, yaitu karena adanya kelahiran
(natalitas) dan imigrasi.
2. Adanya individu yang pergi, karena adanya kematian (mortalitas)
dan emigrasi. Tempat hidup makhluk hidup itu disebut dengan habitat.
·
Populasi rumput,
semut dan populasi yang hidup bersama ditempat tertentu disebut komunitas.
·
Komunitas adalah
kumpulan populasi– populasi yang berbeda dan hidup bersama pada tempat
tertentu. Makhluk hidup bertempat tinggal dalam suatu habitat akan tergantung
pada lingkungan.
·
Lingkungan adalah
segala suatu yang ada di sekitar makhluk hidup. Kesatuan antara komunitas
dengan lingkungannya dimana di dalamnya ada hubungan timbalbalik disebut dengan
ekosistem.
·
ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan
disebut ekologi.
Terdapat dua macam ekosistem, yaitu :
1. Ekosistem buatan; yang sengaja dibuat oleh
manusia. Misal: sawah, kolam akuarium.
2. Ekosistem alami; yang tidak dibuat oleh
manusia tetapi sudah ada dari alam. Misal: sungai, pantai,hutan.
Di
dalam ekosistem terjadi saling ketergantungan antar komponen, sehingga apabila
salah satu komponen mengalami gangguan maka mempengaruhi komponen lainnya.
Ekosistem dikatakan seimbang apabila jumlah antara produsen, konsumen I dan
konsumen II seimbang keterangan gambar anak panah: dimakan
1.
Hubungan antara komponen biotik dan komponen abiotic
Keberadaan komponen abiotik dalam ekosistem
sangat mempengaruhi komponen biotik. Misal: tumbuhan dapat hidup baik apabila
lingkungan memberikan unsur-unsur yang dibutuhkan tumbuhan tersebut, contohnya
air, udara, cahaya, dan garam–garam mineral. Begitu juga sebaliknya komponen
biotik sangat mempengaruhi komponen abiotik yaitu tumbuhan yang ada di hutan
sangat mempengaruhi keberadaan air, sehingga mata air dapat bertahan, tanah menjadi
subur. Tetapi apabila tidak ada tumbuhan, air tidak dapat tertahan sehingga
dapat menyebabkan tanah longsor dan menjadi tandus. Komponen abiotik yang tidak
tergantung dengan biotik antara lain: gaya grafitasi, matahari, tekanan udara.
2.
Hubungan antara komponen biotik dengan komponen biotik
Di antara produsen, konsumen dan pengurai
adalah saling ketergantungan. Tidak ada makhluk hidup yang hidup tanpa makhluk lainnya.
Setiap makhluk hidup memerlukan makhluk hidup lainnya untuk saling mendukung
kehidupan baik secara langsung maupun tak langsung. Hubungan saling
ketergantungan antar produsen, konsumen dan pengurai. Terjadi melalui peristiwa
makan dan memakan melalui peristiwa sebagai berikut:
a . Rantai makanan
Merupakan peristiwa makan dan dimakan dalam
suatu ekosistem dengan urutan tertentu.
b . Jaring-jaring makanan
Merupakan sekumpulan rantai makanan yang
saling berhubungan dalam suatu ekosistem.
c . Piramida makanan
Merupakan gambaran perbandingan antara produsen,
konsumen I, konsumen II, dan seterusnya.
d . Arus energi Merupakan perpindahan energi dari
tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Yaitu dari sinar matahari lalu
produsen, ke konsumen tingkat I, ke konsumen tingkat II sampai pengurai.
Sedangkan mineral membentuk siklus. Energi yang dilepas sangat kecil karena
setiap organisme membutuhkan energi dalam memenuhi kebutuhannya.
e . Siklus energi
Merupakan perpindahan zat dari tempat satu ke
tempat yang lainnya. Akhirnya akan kembali ke tempat zat itu berasal.
Keseimbangan
ekosistem dapat terjadi bila ada hubangan timbal balik di antara
komponen–komponen ekositem. Tumbuhan
sebagai produsen yang jumlahnya paling banyak.
Apabila
ada hal-hal yang mengubah lingkungan maka organisme tersebut tidak akan
mengalami perubahan, tetapi jika jumlah organisme tidak terkendalikan akan membahayakan
organisme lainnya.
Keanekaragaman adalah perbedaan di antara
makhluk hidup yang berbeda jenis dan speciesnya.
Keanekaragaman
makhluk terjadi karena adanya perbedaan sifat, seperti: ukuran, bentuk, warna,
fungsi organ, tempat hidup dan lain–lain. Keanekargaman makhluk hidup sangat
penting bagi kelangsungan dan kelestarian makhluk hidup. Suatu kelompok makhluk
hidup yang memiliki kelestarian tinggi, terdapat keanekaragaman yang tinggi.
Sebaliknya makhluk hidup yang memiliki tingkat kelestarian rendah, terdapat keanekaragaman
rendah dan terancam punah. Keanekaragaman makhluk hidup bersifat tidak tetap
atau tidak stabil.
campur
tangan manusia terhadap lingkungan yang dapat mempengaruhi keanekaragaman.
Penurunan keanekaragaman makhluk hidup dapat terjadi secara alami dan campur
tangan manusia. Dewasa ini campur tangan manusia berperan besar dalam penurunan
keanekaragaman makhluk hidup, baik itu disadari maupun tidak disadari. Beberapa
perbuatan manusia yang dapat mengancam atau menurunkan keanekaragaman makhluk
hidup antara lain:
a. Pembabatan hutan alam, untuk jalan raya,
pabrik, perumahan dan sebagainya.
b. Penggunaan pestisida, insektisida dan
sejenisnya yang tidak bertanggung jawab.
c. Pembuangan limbah industri yang
sembarangan.
d.
Perburuan hewan yang tidak bertanggung jawab Dalam perjalanan waktu ada
kelompok makhluk hidup yang mengalami peningkatan keanekaragaman, ada yang
tetap, ada pula yang berkurang keanekaragamannya.
2
. Upaya Pelestarian Makhluk Hidup
Keanekaragaman makhluk hidup memberikan
manfaat bagi kehidupan manusia atau makhluk hidup lainnya. Sepantasnya manusia berusaha dan bertindak
untuk memelihara, mengembangkan dan menjaga keanekaragaman makhluk hidup
sebagai sumber daya alam hayati, agar senantiasa dapat memperoleh manfaatnya.
Mengapa
dunia sekarang berada pada saat harus segera bertindak melestarikan
keanekaragaman makhluk hidup? Dampak buruk yang diakibatkan karena terjadi
kepunahan terhadap makhluk hidup, merugikan bagi manusia itu sendiri. Di
Indonesia banyak species hewan, dan tumbuhan asli Indonesia di ambang kepunahan
dan bahkan sudah punah. Menurut hukum alam suatu species yang sudah punah,
tidak akan tercipta lagi di bumi ini. Apakah itu tidak merugikan?
Pelestarian makhluk hidup dapat dilakukan
melalui cara–cara sebagai berikut :
a . T u m b u h – t u m b u h a n
Upaya yang dilakukan, sebagai berikut:
1) Kebon koleksi, biasanya hanya untuk
mempertahankan tumbuhan bibit unggul.
Contoh : kebon kelapa di Bone–Bone, kebon
mangga di Pasuruan.
2) Kebun plasma nutfah, merupakan
perkembangan kebun koleksi
Contoh: di Cibinong LIPI dengan buah-buahan
inti, temu–temuan, talas, dan suweg.
3) Kebun botani, didirikan pada tahun 1817 di
Bogor, terkenal dengan Kebon Raya Bogor.
b . H e w a n
Upaya yang dilakukan, sebagai berikut:
1) Menangkar hewan langka dengan cara
mengisolasi hewan tersebut.
2) Mengambil telur–telur hewan untuk dibantu
menetaskannya.
3) Memindahkan hewan langka ke tempat yang
lebih cocok.
4)
Membuat undang–undang perburuan.
E
Beberapa hal yang mempengaruhi populasi
manusia, yaitu:
1. Kelahiran atau natalitas, kepadatan
populasi akan bertambah. Angka kelahiran diperoleh menghitung jumlah kelahiran
hidup tiap 1000 penduduk per tahun
2. Kematian atau mortalitas, kepadatan
populasi akan berkurang. Angka kematian diperoleh menghitung jumlah kematian
tiap 1000 penduduk per tahun.
3. Imigrasi, adanya penduduk yang datang akan
menambah kepadatan populasi.
4. Emigrasi, adanya penduduk yang pindah atau
pergi akan mengurangi kepadatan populasi.
F
Karena ulah manusia kualitas lingkungan dapat
menurun dan dapat mempengaruhi kelangsungan hidup manusia di masa datang.
Akibat pencemaran air:
a. Zat yang memperkaya perairan sehingga
merangsang pertumbuhan mikroorganisme.
Limbah
yang terkandung dalam air dapat membusuk sehingga pada air menimbulkan bau yang
tidak sedap. Akibatnya kadar oksigen dalam air berkurang sehingga mengganggu
makhluk hidup air lainnya. Sampah organik pada air akan mengalami penguraian
melepaskan nitrat dan fosfat yang merangsang mikroorganisme seperti ganggang
akan tumbuh subur sehingga akan menutupi ekosistem air. Peristiwa ini disebut
eutrofikasi.
b.
Zat-zat yang bersifat racun akan membunuh organisme yang hidup di air Zat yang
bersifat racun contohnya pestisida yang penggunaannya secara berlebihan sisanya
dapat sampai lingkungan air. Karena sisa pertisida itu sulit diuraikan oleh
mikroorganisme. Hal ini akan memyebabkan turunnya kandungan oksigen dalam air
tersebut Dampak penggunaan pestisida disebut biological magnification yaitu
pelipatgandaan bahan pencemar pada organisme dari organisme tingkat rendah ke
organisme tingkat tinggi dengan kadar polutannya juga semakin tinggi.
Bagaimanakah upaya yang ditempuh untuk
mengatasi pencemaran air?
Upaya mengatasi pencemaran air dilakukan
sebagai berikut:
a. Pengelola industri wajib membuat unit
pengelolaan limbah (UPL).
b. Menggunakan pupuk buatan dan pestida sesuai
dengan dosis yang dianjurkan.
c. Di rumah tangga wajib membuat unit
pengelolaan sederhana.
Pengaruh pencemaran dan cara mengatasinya,
yaitu:
1
. Pencemaran air
Tanda–tanda pencemaran air dapat lihat
secara:
a. Fisis, yaitu pada kejernihan air, perubahan
suhu, perubahan rasa, dan perubahan warna air.
b. Kimia, yaitu adanya zat kimia yang
terlarut dan perubahan pH.
c. Biologi, yaitu, adanya mikroorganisme di
dalam air tersebut.
2
. Pencemaran udara
Yang menyebabkan terjadinya pencemaran udara
antara lain: asap kendaraan, asap cerobong pabrik, dan instalasi nuklir atau
percobaan nuklir.
Akibat pencemaran udara:
a. Meningkatnya suhu bumi karena efek rumah
kaca yaitu meningkatnya kadar karbondioksida, yang dikenal dengan pemanasan
global
b. Gangguan pernafasan dan penyakit
paru-paru.
c. Terjadinya hujan asam akibat asap yang
menggunakan bahan bakar fosil.
Hujan asam adalah hujan yang keasaman air
melebihi air hujan yang tidak kena polusi. Dampak dari hujan asam ini
mengakibatkan tanah menjadi kurang subur, merusak tanaman dan pH air turun.
d. Rusaknya lapisan ozon . Dampaknya tidak
akan tersaringnya sinar
ultraviolet oleh lapisan ozon sehingga kulit
mudah terbakar, timbul kanker kulit, lensa mata mudah terkena katarak,
fotosintesis terganggu. Untuk memperlambat terjadinya pemanasan global dengan
cara mengurangi pemakaian bahan bakar minyak, penghentian CFC pada almari
pendingin.
Bagaimanakah upaya yang dilakukan untuk
mengatasi pencemaran udara?
Upaya mengatasi pencemaran udara dilakukan
sebagai berikut:
a. Pabrik yang mengeluaran asap membuat
cerobong asap yng tinggi agar gas pencemarnya keluar ke lingkungan berbaur
dengan angin.
b. Lokasi pabrik sebaiknya jauh dari
pemukiman.
c. Melakukan reboisasi untuk mengurangi kadar
karbondioksida di udara.
3
. Pencemaran tanah
Penyebab
pencemaran tanah karena adanya sampah–sampah yang tidak dapat diuraikan,
seperti plastik, kaleng, dan kaca. Akibat pencemaran tanah: kesuburan tanah
menurun dan pertumbuhan tanaman terganggu.
Upaya mengatasi pencemaran tanah, antara lain
:
a. Melakukan daur ulang sampah yang tidak
dapat diuraikan oleh mikroorganime.
b. Memisahkan sampah plastic dengan non
plastik. Sampah non plastik ditimbun dijadikan humus.
c. Jangan membuang sampah di sembarang
tempat.
Selain pengaruh pencemaran lingkungan,
kerusakan hutan juga mempengaruhi kualitas lingkungan hidup. Beberapa penyebab
terjadinya kerusakan hutan, yaitu:
a. Berladang yang berpindah–pindah.
b. Penebangan kayu secara liar.
Akibat kerusakan hutan :
a. Kondisi kesuburan tanah menurun.
b. Air tanah berkurang.
c. Peningkatan suhu tubuh.
d. Flora dan fauna terancam.
Upaya mengatasi kerusakan hutan:
a. Masyarakat harus sadar akan dampak yang
ditimbulkan akibat kerusakan hutan.
b. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk
memelihara hutan dan tidak melakukan penebangan liar.
c. Melakukan tindakan yang memotivasi warga
untuk bertanggung jawab terhadap lingkungan hidup
d. Menetapkan peraturan-peraturan tentang
yang mengatur penebangan hutan.
e. Mengadakan pengawasan, pengendalian, dan
pengelolaan hutan.
f. Mengeluarakan undang–undang tentang
lingkungan hidup. Misalnya Undang-undang No.4 tahun 1982 tentang Pokok-Pokok
Pengelolaan Lingkungan hidup.